Jalan menanjak ke atas tidak berapa elok. Aku keluar kereta garu kepala.
“Bisa mas, bisa dibawa mobilnya ke atas,” kata pakcik bawak motor.
Selepas mengucapkan terima kasih, aku bergegas masuk.
“Jalannnnn,” kataku kepada saudara Firdaus yang memandu.
—
Sampai di ruang parkir, ada yang sudah menunggu,
“Bapak mahu berapa tendanya? Satu tenda seratus ribu rupiah, juga ada kayu api untuk dibakar.”
Dua tenda. Kata Vovin.
—
Bertemankan bunyi ombak yang menggulung dan memecah di tebing bukit, kejora yang penuh bercacah di atas angkasa, unggun api dan bunyi cengkerik… aku rasa seperti di dalam Red Dead Redemption. Seorang koboi yang berehat dan menanti fajar.
Terima kasih! Untuk semesta yang tinggi di atas dan alam untuk dilestarikan.